Banyuwangi memiliki potensi besar di bidang perikanan. Bukan hanya perikanan tangkap, kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini punya potensi sangat besar di bidang perikanan air tawar dan air payau, khususnya udang.

Informasi yang berhasil dikumpulkan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, jumlah produksi udang di Banyuwangi pada tahun 2018 nyaris mencapai 20 ribu ton, tepatnya 19.900 ton. Dengan total produksi sebesar itu, Banyuwangi menjadi daerah dengan total produksi udang terbesar di Jatim. Di sisi lain, Jatim merupakan provinsi penghasil udang tertinggi di tingkat nasional.

Fenomena itu tak luput menuai atensi kalangan akademisi, pakar, dan praktisi bisnis udang di tingkat nasional dan internasional. Bahkan, hari ini (5/4) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi bekerja sama dengan Universitas Airlangga Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Banyuwangi bakal menggelar simposium tentang budi daya udang di kabupaten The Sunrise of Java ini.

Praktisi sekaligus Blue Production Policy, Science, and Program Manager Convervation International Indonesia Ateng Supriatna membenarkan potensi perikanan Banyuwangi, khususnya udang, sangat tinggi, baik untuk Jatim maupun nasional. Dia berharap produktivitas sektor perikanan di Banyuwangi, khususnya budi daya udang yang sangat tinggi ini bisa berkelanjutan.

 

Selain itu, udang merupakan salah satu komoditas yang memberikan dampak cukup besar terhadap masyarakat. Sebagian hasil panen udang dilepas ke pasar sehingga memicu perputaran ekonomi di Banyuwangi. Sebagian hasil panen yang lain dijual ke pengusaha cold storage untuk diekspor dan dijual industri pengolahan udang. “Bahkan, di Banyuwangi ada salah satu perusahaan yang bergerak di bidang bisnis udang menyerap tenaga kerja paling banyak di dibandingkan perusahaan yang bergerak di berbagai sektor lain. Dari situ kami bisa bilang, budi daya udang ini memberikan dampak luar biasa besar bagi masyarakat,’ kata dia.

Untuk itu, Ervina menyatakan saat ini pihaknya fokus agar budi daya udang menjadi industri yang mendapat perhatian pemkab. “Dunia Interbasional saja melirik Banyuwangi, maka pemkab diharapkan memberikan perhatian atau intervensi terhadap sektor yang satu ini. Misalnya menyinergikan budi daya udang dengan pariwisata dan sebagainya. Sehingga visi pemerintah agar rakyat Banyuwangi semakin sejahtera bisa dicapai,” terangnya.

Dosen Unair PSDKU Banyuwangi Arif Habib Fasya menuturkan, jika tidak ada pengelolaan yang terintegrasi, maka produksi udang yang tinggi di Banyuwangi ke depan berpotensi terjadi penurunan produksi. “Maka, dalam simposium yang digelar bekerja sama dengan Untag bertujuan untuk mengundang para akademisi, peneliti, dan praktisi untuk bersama memikirkan tantangan produksi udang di Banyuwangi ke depan. Dari pemikiran para ahli dan para peneliti ini kita tuangkan dalam policy brave. Ada beberapa rekomendasi yang kita sampaikan kepada ibu Bupati. Bagaimana tantangan budi daya ikan dan udang ke depan,” pungkasnya.

source :
https://radarbanyuwangi.jawapos.com/berita-daerah/banyuwangi/05/04/2021/produksi-udang-setahun-20-ribu-ton-terbesar-di-jatim/